Jumat, 20 November 2015

ARSENIK

"Paakk ... buka pintunya, Paakk! Jangan lakukan ituu ...! Bukaaa!"

Suara pintu dihujani pukulan dan benturan bercampur lengking tangis wanita, merobek langit-langit kamar. Menginfeksi ruang seluas 2x3 meter persegi, menghantam liang-liang telinga, berdentam di antara derit kaki ranjang, tapi semua kegaduhan barusan sedikit pun tak menyurutkan niat lelaki 40-an tahun itu untuk terus melenguh dan mengembik di atas polos tubuh seorang gadis belia.

"Aaahh ...!"

Lelaki bertubuh tambun itu bahkan tak malu-malu berteriak usai hasratnya tertuntaskan. Masih dengan napas tersengal ia berguling ke samping tubuh si gadis, mendesah nikmat, dan menyeringai puas. Sebentar kemudian suara dengkurannya mendominasi segala bentuk suara.

Si gadis belia yang berbaring di sebelahnya, masih sama seperti setengah jam yang lalu. Tetap diam ... kaku ... tak bergeming, bagai seonggok kayu api terguyur hujan semalaman hingga tak sanggup menyala. Matanya tak berkesip, hanya memandang ke satu titik hampa di langit-langit kamar.

Suara wanita di balik pintu kembali terdengar. Rintihnya menyayat, sisakan gema di kaca-kaca jendela.

"Paakk ... tolong jangan lakukan, Paakk! Dia anakmuuu ...!"

THE BEGINNING ...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar