Kamis, 19 November 2015

ENJAMBEMEN - SEKODI SAJAK KOPI UNTUKMU, LELAKI

Terenduskah
wangi rinduku
di cangkir kopimu,
kekasih?
Di puncak malam ini
reguklah
segala kesumatku
yang bergumpal
dalam jelaga
kopimu.
December 18 at 23:32 pm
Jangan jatuhkan
air mata
saat rindu
membusuk
di gelas kopimu, Rie.
Telah kurapalkan
sebaris
puisi
dalam cangkir
kopinya,
niscaya segarlah
kembali
ingatan tentangmu
yang masih di sini
menanti.
December 18 at 20:03 pm
Sudahkah setan enyah
dari batang otakmu,
lelaki?
Berhari hari
mereka bergentayangan
membuatmu nyaris
lupakanku.
Bila tak henti juga
mereka kongkow kongkow
guyur saja
dengan racikan kopiku.
Kali ini
aku ramukan
hammerhead,
barista menyebutnya
'tembakan dalam gelap'.
Izinkan aku
menembak
setan setanmu, lelaki.
Agar diriku hadir
kembali
di hati.
December 14 at 2:51pm
Reguk kopiku, Lelaki.
Di sana kusimpan
tangis termagis.
December 2014
Masihkah kau
butuh kopiku,
Lelaki?
Pagi ini aku hanya punya
kopi tubruk,
kuracik bersama cintaku
yang mabuk.
Di cangkirmu
yang kuanyam
dengan duri duri
mawar
kuseduhkan mereka
untukmu.
Semoga kau tak ngilu
tertusuk
saat mereguk.
December 12 at 7:39 am
Hanya mampu
memagut
bibir cangkir kopimu,
lelaki.
Betapa kudamba
hangat yang kureguk
barusan
adalah hangat bibirmu
yang sepi.
December 10 at 4:52 pm
Mengapa kau racikkan
puisi sedih
ke dalam cangkir cangkir
kopi kita, kekasih?
Mereguknya telah membuatku
merasa kehilangan
engkau.
December 9 at 2:19 pm
Matamu, pukat rinduku.
Di matamu
aku ingin ngopi
hingga tandas
arak api rindu ini.
December 7 at 11:30 pm
Malam berkarat
di kotaku, bung.
Rinduku kapalan sudah
sedang yang kumampu
hanyalah
setubuhi
kopi malammu.
December 6 at 8:44pm
Kuracikkan untukmu
kopi yang sombong, Lelaki.
Betapa tidak?
Karena di dalamnya
kutambahkan rinduku
yang kuat
dan kasihmu
yang tegar.
Lelaki, nikmatilah
kesombongan cinta.
December 3 at 3:36pm
Seandainya kopi itu
migrain,
pasti aku memintamu
berhenti
mereguknya, Lelaki.
Tapi ternyata
kopi bagimu serupa
bibirku yang candu
hingga kubiarkan
engkau
menyesapnya
berulangkali.
December 1 at 7:16 am
Lelakiku,
Jika kopi adalah masalah,
maka sebaiknya
jangan ada kopi
di antara kita.
Tapi jika kopi
adalah kasih sayang,
semoga kopi
terus menerus
hadir
bercangkir cangkir
di pagi siang
sore malam
dan dini hari
kita.
Dan pagi ini
kusuguhkan kopi
yang sangat kental
untukmu
karena pekatnya
kasih sayangku
teramu di dalamnya.
Lelaki, reguklah ia
sepenuh hati.
November 29 at 11:33 pm
Lelaki,
jangan pandangi saja
kopi yang sedari tadi
kuseduh untukmu.
Aku telah selundupkan
diriku
kedalam engkau
agar kita bisa
menikmati
kopi itu bersama.
November 26 at 7:26 am
Roti gambang paling cocok
menemani
kopi pagimu, Lelaki.
Sedangkan engkau
adalah seorang
yang tepat
menemani hidupku
kelak.
November 26 at 1:38 am
ngopi adalah caraku
memahami keheningan
dirimu
yang kerap teraduk
di ampas kopiku.
November 2014
Pagi, Lelaki.
Sesaplah aroma
kopimu
sebelum kau
mereguknya.
Gairahku
yang tak terbendung
semalaman
kuracik bersama
pucuk pucuk gairahmu
di sana.
Rasakanlah
betapa nakal
dan liarnya
kopi pagimu.
November 21 at 11:45 pm
Mana yang lebih pahit,
kekasih?
Kopi yang kuseduh
dari bulir bulir
kecintaanku padamu
yang tersekap
di dada?
Atau air mataku
yang baru saja
tercampur
dalam kopi
dini harimu?
November 10 at 7:35 pm
Selamat pagi, Lelakiku.
Kopimu dingin
semalaman
dikecupi embun embun
penantianku.
Mengapa tak segera
mereguk
bulir bulir rindu itu
sebelum nanti
terlanjur
mengkristal.
Lelaki,
ada apa denganmu?
Begitu perihkah
sayap belatiku
memelukmu
hingga kau siap
untuk pergi
di detik
yang tak kumengerti.
Maka izinkan
aku menyeduh
kopimu
sekali saja.
Sebelum sayapmu
sendiri
tumbuh
dan kau terbang
menjauhi
perempuanmu.
November 2014
Yang kuhirup sedari tadi
ternyata ampas kopi.
Pahitnya
menyerupai rindu
yang tak tersampai.
November 2014
Aroma pagi
demikian hijau
dari embun-embun
yang menumpuk
semalaman
di rerumputan.
Lelaki,
apa kabarmu
pagi ini?
Masihkah kau
kelabu?
Seduhlah kopi
yang kuramu
dari derita
para musafir
di puncak sinai.
Mereka mendendangkan
syair kasmaran
bermalam malam
hingga tangis mereka
jatuh
menjelma ribuan butir
kasih terdalam.
Kupunguti satu-satu
seraya tak henti
hatiku
menahan haru.
Ternyata sepiku
ikut mengisak
di sana.
Lelakiku,
teguklah segera
jangan ragu.
Kopi dari butiran
kasih terdalam
agar tersemai ia
dalam hati
mengekalkan
ikatan kita.

November 3 at 8:21 am

Sumber gambar: Google


Tidak ada komentar:

Posting Komentar