Rabu, 08 Juni 2016

PUISI - DI UJUNG PERJALANAN

Seperti selesat lembing yang kau lontarkan tepat mengoyak dada, memaksa rapalan doa doa tentang lebamnya perjalanan merangkak keluar dan mencari tujuannya sendiri

/adalah aku, cinta yang berhuma pada lereng terjal hatimu/

Padahal telah kau lesapkan senandung mimpi mimpi di pusara batin; sabana biru, aku kamu
Lalu memerih sudah, serta merta menghilang tatkala kesunyian adalah pilihan yang kau dentumkan ke jantung prahara

/berkabut mata yang menyunggi harapannya di pucuk nestapa/

"Mari menjadi bosan," katamu

Pernah cinta sebagai kuntum mekar memenuhi cuping hidung dengan semerbak asmaradana
Pernah cinta menjelma isak di sudut mata sebelum jatuh ke pangkuan sebagai genang
Pernah cinta begitu sumuk menerka nerka gelora yang tersesat tak lagi punya makna

"Mari sudahi saja," pintamu

Lalu mulai membakar almanak almanak merah muda berisi perjalanan yang telah ngilu menanggung luka dukana


(Event-nya Nona Reni, Terminologi Cinta)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar